PIUTANG DAGANG
Pengertian
Adalah merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada langganan-langganannya pada waktu melakukan penjualan.
Penilaian dan pelaporan
Untuk tujuan pelaporan, piutang dinilai sebesar jumlah yang diharapkan dapat diterima.jumlah ini belum tentu sama dengan jumlah yang secara formal tercantum sebagai piutang. Perbedaan disebabkan perusahaan telah mengurangkan, dari jumlah piutangnya, penyisihan terhadap piutang-piutang yang tidak akan tertagih.
Walaupun piutang telah dinilai sebesar jumlah bersihnya (setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih) namun biasanya kedua jumlah tersebut tetap disajikan. Dengan cara ini, pembaca dapat mengetahui jumlah bruto piutang dan penyisihan yang dibuat untuk piutang tak tertagih. Contoh penyajian piutang dalam neraca Nampak seperti terlihat dibawah ini.
Piutang dagang Rp. 12.250.000
Dikurangi: penyisihan hutang tak tertagih ( 315.000)
Piutang dagang(neto) Rp. 11.935.000
Perkiraan penyisihan piutang tak tertagih merupakan perkiraan kontra(contra account). Walaupun saldo normal perkiraan ini adalah kredit tapi disajikan sebagai pengurang atas perkiraan aktiva yang bersangkutan. Di neraca piutang dagang disajikan secara terpisah dengan piutang lai-lain, tetapi apabila ada pos piutang secara dengan individu jumlahnya cukup besar, maka pos tersebut perlu disajikan tersendiri .piutang dagang menunjukan bahwa piutang tersebut berjangka waktu lebih dari setahun, maka harus digolongkan sebagai piutang jangka panjang.
Penyisihan Piutang tak tertagih
Dimuka telah diterangkan bahwa piutang disajikan dalam jumlah netonya setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Masalah yang kemudian timbul adalah menetapkan jumlah yang harus disisihkan sebagai piutang tak tertagih. Terkait dalam masalah ini adalah menentukan biaya yang berhubungan dengannya. Pada dasarny terdapat dua cara untuk menaksir jumlah penyisihan untuk piutang tak tertagih yaitu : (1) Berdasarkan saldo piutang (2) berdasarkan saldo penjualan.
Penyisihan Atas dasar Saldo Piutang
Untuk menggambarkan cara ini anggaplah bahwa saldopiutang pada tanggal 1 januari 199A adalah Rp. 8.750.000 dan saldo piutang pada tanggal 31 desember 199A adalah Rp. 12.250.000. anggaplah juga penyisihan piutang tak tertagih dihitung sebesar 3% dari saldo rata-rata piutang. Penyisihan piutang tak tertagih pada tanggal 31 desember 199A adalah sebagai berikut:
Saldo piutang rata-rata = Rp. 8.750.000 + Rp. 12.250.000 2
= Rp. 10.500.000
Penyisihan piutang tak tertagih = 3% x Rp. 10.500.000
= Rp. 315.000
Apabila sebelumnya perkiraan penyisihan bersaldo kredit sebesar Rp. 145.000, maka biaya piutang tak tertagih selama tahun 199A adalah Rp. 170.000 (Rp.315.000 dikurangi dengan Rp. 145.000). perhatikan hubungan antara perkiraan penyisihan piutang tak tertagih dan biaya piutang tak tertagih seperti terlihat di bawah ini.
Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat Nampak sebagai berikut:
(D) Biaya piutang tak tertagih 170.000 (K) penyisihan piutang tak tertagih 170.000
Sebaliknya apabila sebelum ayat jurnal penyesuaian, perkiraan penyisihan piutang tak tertagih bersaldo debit sebesar Rp 7.000 maka biaya piutang tak tertagih adalah Rp. 372.000 (Rp.315.000 ditambah dengan Rp. 57.000). ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
(D) Biaya piutang tak tertagih 372.000 (K) penyisihan piutang tak tertagih 372.000
Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat untuk menyisihkan piutang tak tertagih sebesar Rp.411.230 tidak berbeda dengan apa yang telahditerangkan dimuka.tahap pertama sebelum membuat ayat jurnal penyesuaian adalah menentukan biaya piutang tak tertagih yang harus di debit. Jumlah biaya piutang tak tertagih dapat dicari dengan melihat saldo perkiraan penyisihan sebelum dibuat ayat jurnal penyesuaian dan saldo yang seharusnya ada pada akhir tahun. Selisih antara kedua saldo tersebut merupakan biaya piutang tak tertagih yang harus dibebankan dalam tahun berjalan. Anggaplah bahwa sebelum ayat jurnal penyesuaian perkiraan penyisihan piutang tak tertagih bersaldo kredit sebesar Rp.87.650. biaya piutang tak tertagih dihitung sebagai berikut:
Saldo penyisihan piutang tak tertagih yang seharusnya ada pada akhir tahun Rp.411.230
Saldo penyisihan piutang tak tertagih sebelum ayat jurnal penyesuaian ( 87.650)
Biaya piutang tak tertagih Rp. 323.580
Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk pembebanan biaya piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:
(D) biaya piutang tak tertagih 323.580 (K) penyisihan piutang tak tertagih 323.580
Penyisihan Atas dasar saldo penjualan
Untuk menggambarkan cara ini, anggaplah bahwa penjualan kredit bersih selama tahun 199A berjumlah Rp.170.400.000 dan management perusahaan menetapkan bahwa penyisihan dihitung sebesar ¼% dari penjualan. Piutang tak tertagih selama tahun 199A dihitung sebagai : ¼% x Rp. 170.400.000 = Rp. 426.000. dalam metode presentase penjualan, jumlah ini merupakan biaya piutang tak tertagih yang harus dibebankan dalam kegiatan tahun berjalan. Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
(D) Biaya piutang tak tertagih 426.000 (K) penyisihan piutang tak tertagih 426.000
Perhatikan bahwa dalam metode presentase penjualan, biaya piutang tak tertagih tidak dipengaruhi oleh saldo perkiraan penyisihan sebelu adanya ayat jurnal penyesuaian. Dalam metode presentase saldo piutang, julah biaya piutang tak tertagih ditentukan olehnya.
Apabila setelah beberapa waktu terlihat bahwa saldo perkiraan penyisihan piutang tak tertagih menjadi terlampau besar, oleh karena jumlah yang betul-betul dihapuskan lebih kecil, maka presentasi yang diterapkan mungkin perlu direvisi.
Penghapusan Piutang
Untuk menggambarkan pencatatan penghapusan piutang anggaplah bahwa saldo piutang degang pada tanggal 31 desember 199A adalah Rp. 12.250.000.saldo penyisihan piutang tak tertagih yang berhubungan dengannya untuk tanggal yang sama adalah Rp.315.000.pada tanggal 15 januari 199AB diputuskan bahwa piutang kepada PT.kurnia sebesar Rp. 235.000 dihapuskan karena yang bersangkutan telah dinyatakan bangkrut. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat penghapusan piutang ini adalah sebagai berikut :
(D) penyisihan piutang tak tertagih 235.0000 (K) piutang dagang ?PT.KURNIA 235.000
Perhatikan juga bahwa ayat jurnal tersebut di atas tidak mempengaruhi jumlah yang diharapkan akan ditagih dari piutang dagang yang bersangkutan, yaitu sebesar Rp.11.935.000
Penerimaan Piutang Dihapuskan
Andakalanya, tanpa diduga-duga, piutang yang telah dihapuskan, ternyata dapat ditagih. Anggaplah bahwa PT.KURNIA yang piutangnya sebesar 235.000 telah dihapuskan, pada tanggal 1 juni 199B dating dan melunasi hutangnya. Ayat urnal yang harus dibuat untuk kejadian ini adalah sebagai berikut :
(1)
(D) Piutang dagang /PT.kurnia 235.000 (K) penyisihan piutang tak tertagih 235.000
(2)
(D) Bank 235.000 (K) Piutang dagang/PT.Kurnia 235.000
Metode penghapusan langsung
Metode yang demikian yaitu, mencatat erugian karena tidak tertagihnya piutang pada saat piutang yang bersangkutan .misalkan pada tanggal 17 mei 199A manajemen perusahaan ( yang tidak menggunakan metode penyisihan ) memutuskan bahwa piutang dari PT.Abadi sebesar Rp.156.000 dihapuskan ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut :
(D) Biaya Piutang Tak Tertagih 156.000 (K) Piutang dagang/Pt Abadi 156.000
Apabila suatu piutang yang telah dihapuskan ternyata kemudian dapat ditagih, maka piutang tersebut harus dinyatakan kembali. Misalnya piutang dari PT.abadi yang telah dihapuskan di atas, ternyata pada tanggal 1 oktober 199A dibayar oleh yang bersangkutan. Ayat jurnal yang harus dibuat untuk mencatat penerimaan uang ini adalah sbb:
(1)
(D) piutang dagang /PT.abadi 156.000 (K) biaya piutang tak tertagih 156.000
(2)
(D) Bank 156.000 (K) piutang dagang /PT.Abadi 156.000
Umur Piutang
Perhitungan umur piutang kepada TOKO megah yang pada anggal 31 desember 199A bersaldo Rp. 650.0000 adalah SBB :
Tanggal transaksi no.bukti Jumlah Umur Piutang
Sept.20,199A 607 Rp. 400.000 102 hari
Des.2,199A 720 Rp. 250.000 29 hari
Total Rp.650.000
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
(Penetapan Harga Pokok)
Penelitian dan Pelaporan
Persediaan barang dagang (merchandise Inventory) adalah barang-barang yang dimiliki perusahan untuk di jual kembali. Persediaan dalam perusahaan pabrik terdiri dari persediaan bahan baku, prsediaan dalam proses dan persediaan barang jadi. Persediaan barang dagang pada umumnya dinilai pada harga perolehannya.
Persediaan dalam Laporan Keuangan
Dalam laporan keuangan, persediaan barang dagang disajikan baik dineraca maupun perhitungan rugi laba. Persediaan barang dagang yang tercantum di neraca mencerminkan nilai barang dagang yang ada pada tanggal neraca, yang biasanya juga merupakan akhir dari suatu periode akuntansi. Di perhitungan rugi laba persediaan barang dagang muncul dalam harga pokok penjualan.
Ada saling hubungan antara persediaan barang dagang di neraca dan perhitungan rugi laba, bahkan ada saling hubungan antara persediaan barang dagang pada tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Keselahan dalam menentukan nilai persediaan barang dagang akan mempengaruhi tidak saja perhitumgan rugi laba dan neraca tahun berjalan tetapi juga neraca dan rugi laba tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang.
Pengaruh dari rendahnya persediaan pada akhir tahun berjalan adalah terlalu rendahnya laba bersih, total aktiva, total laba ditahan dan modal tahun tersebut. Dalam tahun berikutnya, laba bersih, menjadi terlalu tinggi. Total laba ditahan dan modal menjadi normal karena terlalu rendahnya laba bersih di tahun berjalan telah diimbangi dengan terlalu tingginya laba bersih tahun berilkutnya. Sebaliknya pengaruh dari terlalu rendahnya persediaan yang ada pada awal tahun berjalan adalah terlalu tingginya laba bersih pada tahun tersebut serta terlalu rendahnya laba bersih, total aktiva, total laba ditahan dan total modal tahun sebelumnya. Apabila persediaan barang dagang dinyatakan terlalu tinggi , maka pengaruhnya merrupakan kebalikan dari apa yang telah diterangkan di muka.
Hubungan Persediaan Barang Dagang
Di Neraca dan Perhitungan Rugi Laba
NERACA
199A 199A-1
Aktiva
Kas Rp. 15.654 Rp 9.243
Persediaan Barang Dagang Rp. 40.000 Rp. 30.000
Aktiva Lainnya Rp. 176.346 Rp. 145.757
Rp. 232.000 Rp. 185.000
Kewajiban dan Modal
Hutang Lancar Rp. 37.000 Rp. 35.000
Hutang Jangka Panjang Rp. 100.000 Rp. 75.000
Saham Biasa Rp. 50.000 Rp. 50.000
Laba ditahan Rp. 45.000 Rp. 25.000
Rp 232.000 Rp. 185.000
PERHITUNGAN RUGI LABA
Penjualan Rp. 195.000 Rp. 175.000
Harga Pokok Penjualan
Persdiaan Barang Dagang Awal Rp. 30.000 Rp. 25.000
Pembelian Bersih Rp. 118.000 Rp. 105.000
Persediaan Barang Tersedia dijual Rp. 148.000 Rp. 130.000
Persediaan Barang Dagang Akhir Rp. 40.000 Rp. 30.000
Total Harga Pokok Penjualan Rp. 108.000 Rp. 100.000
Laba Bruto Rp. 87.000 Rp. 75.000
Biaya Usaha Rp. 67.000 Rp. 60.000
Laba Bersih Rp. 20.000 Rp. 15.000
Laba ditahan Awal Tahun Rp. 25.000 Rp. 10.000
Laba ditahan Akhir Tahun Rp. 45.000 Rp. 25.000Penetapan Harga Pokok Persediaan
Nilai persediaan barang dagang ditentukan oleh gabungan dua factor, yaitu kuantitas dan harga pokok. Kuantitas persediaan dapat diperoleh melalui perhitungan secara phisik. Harga pokok persediaan adalah harga untuk memperoleh persediaan tersebut. Disamping harga beli, termasuk dalam harga pokok persediaan adalah semua biaya yang terjadi sampai denganpersediaan siap dijual misalnya, biaya pengangkutan, bea masuk dan asuransi.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus